Pengawasan
Penerimaan Kas
Sumber
penerimaan kas dapat terjadi karena adanya penjualan tunai, penerimaan tunai, pelunasan
piutang, penerimaan lainnya seperti: hasil penjualan investasi-investasi, dll.
Diperlukan
pengawasan terhadap penerimaan kas agar kekayaan perusahaan tetap aman dan
terjaga. Selain itu juga melindungi kas dari berbagai penyalahgunaan dan
pencurian. Setiap terjadi penerimaan sebaiknya langsung dilakukan pencatatan
agar data menjadi akurat dan kesalahan catat pun dapat dideteksi.
Pengawasan
Pengeluaran Kas
Menurut
Sudarsono (1996:6) hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengawasan terhadap
pengeluaran kas, antaralain:
- Untuk pembayaran yang relatif besar sebaiknya menggunakan cek agar transaksi menjadi lebih aman dan nyaman, dan harus disertai juga dengan bukti yang lengkap.
- Pengeluaran dengan menggunakan dana kas kecil harus diawasi.
- Ketentuan terhadap pengesahan pembayaran, yakni: siapa yang berhak yang menulis cek, siapa yang berhak menandatangani cek, serta petugas yang meneliti dan mengecek harus dipisahkan.
- Diperlukan pemeriksaan kas pada waktu tertentu agar tingkat kesalahan sedikit terjadi dan dapat segera diperbaiki.
Menurut
Dunia (2005:111) dalam Buku Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, bahwa
aspek-aspek pengendalian internal terhadap pengeluaran kas sebagai berikut:
- Pengeluaran besar sebaiknya menggunakan cek, sedangkan pengeluaran relatif kecil menggunakan dana kas kecil.
- Pengeluaran harus disahkan oleh Dewan Komisaris atau Dewan Direksi.
- Petugas yang menulis cek dan mengecek cek harus dipisahkan.
- Auditor Internal dibutuhkan untuk menyesuaikan kebijakan manajemen.
- Dokumen pendukung wajib disertakan seperti: faktur pembelian, rekening koran, dll.
- Buku cek harus disimpan pada kotak besi (brankas) agar aman dan terjaga.
Perbedaan antara
Accrual Basis dan Cash Basis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar