Nama : Ruli Novitasari
Kelas : 3DA02
NPM : 48213128
ANALISIS BREAK EVENT POINT
Break
Event Point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi, impas penghasilan = biaya.
Analisis
Break Event Point adalah analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan.
Manfaat
penggunaan analisis break event point adalah:
·
Alat perencanaan untuk menghasilkan laba
·
Menyediakan informasi tentang volume
penjualan dan hubungan potensi mendapatkan laba
·
Mengevaluasi laba entitas secara
keseluruhan
·
Dapat direpresentasikan menggunakan
grafik agar mudah dibaca
Asumsi-asumsi
dasar dalam Break Event Point adalah:
·
Biaya yang dikelompokkan perusahaan
menjadi biaya tetap dan biaya variabel
·
Biaya variabel dapat berubah-ubah secara
proporsional dengan volume penjualan
·
Biaya total tidak dapat berubah-ubah dengan
volumen penjualan
·
Jumlah unit yang terjual sama dengan
jumlah unit yang diproduksi
·
Harga jual produk tidak berubah
·
Perusahaan hanya memproduksi satu jenis
produk
Contoh Kasus Break Even Point
CV. ERA DINAMIKA membuat dan menjual dua jenis produk yaitu Kosimil dan Lusimol. Total biaya tetap untuk kedua jenis produk tersebut Rp. 60.000,00. Harga jual, biaya variabel, dan laba kontribusi per unit serta rasio masing-masing produk adalah :
Produk Kosimil Produk Lusimol
Harga Jual Rp. 12,00 100% Rp. 8,00 100%
Biaya Variabel Rp. 6,00 50% Rp. 6,00 75%
Laba Kontribusi Rp. 6,00 50% Rp. 2,00 25%
1Jika komposisi penjualan produk K dan L dalam unit masing-masing1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2, hitunglah penjualan pada titik impas dengan teknik :
a. Rasio LK rata-rata
b. LK rata-rata per unit
2. Jika total penjualan yang direncanakan untuk kedua jenis produk tersebut sebesar 20.000 unit, dan komposisi penjualan produk K dan L dalam unit masing-masing 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2, hitunglah besarnya laba yang direncanakan
Penyelesaian :
1. Menghitung penjualan pada titik impas dengan komposisi produk K
dan L dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2.
a. Teknik CM ratio rata-rata
a + i
BEP (Rp) = -----------------------------
Rasio Laba Kontr. Rata-rata
Rp. 60.000 + 0
= -------------------------- = Rp. 150.000,00
(50% X 3) + (25% X 2)
--------------------------
3 + 2
Titik impas tercapai pada penjualan sebesar Rp. 150.000,00. Produk K dan produk L dengan komposisi 3 : 2, maka produk K sebesar = 3/5 (Rp. 150.000) = Rp. 90.000,00 dan produk L sebanyak Rp. = 2/5 (Rp. 150.000) = Rp. 60.000,00.
b. Teknik Laba Kontribusi Rata-rata per unit
a + i
BEP (Unit) = --------------------------------
Laba Kontr. Rata-rata per unit
Rp. 60.000 + 0
= -------------------------------
(Rp. 6,00 X 1) + (Rp. 2,00 X 1)
--------------------------------
1 + 1
Rp. 60.000
= -------------------- = 15.000 unit
4
Titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 15.000 unit, produk K dan produk L dengan komposisi 1 : 1, maka penjualan produk K = 1/2 (15.000 ) = 7.500 unit, dan produk L = 1/2 (15.000) = 7.500 unit.
Bukti :
Produk K Produk L Total
7.500 unit 7.500 unit 15.000 unit
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 90.000 100 Rp. 60.000 100 Rp. 150.000 100
Biaya Variabel 45.000 50 45.000 75 90.000 60
-------------------------------------------------------
Laba Kontribusi 45.000 50 15.000 25 60.000 40
Biaya Tetap 60.000
--------
Laba Bersih 0
2. Jika total penjualan 20.000 unit dengan komposisi penjualan
produk k dan L masing-masing dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah
3 : 2, maka besarnya laba adalah :
Produk K Produk L Total
10.000 unit 10.000 unit 20.000 unit
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 120.000 100 Rp. 80.000 100 Rp. 200.000 100
Biaya Variabel 60.000 50 60.000 75 120.000 60
--------------------------------------------------------
Laba Kontribusi 60.000 50 20.000 25 80.000 40
Biaya Tetap 60.000
---------
Laba Bersih 20.000
Kesimpulan :
Dampak Perubahan Komposisi Penjualan terhadap hubungan CPV Perusahaan yang menjual lebih dari satu macam produk seringkali mempunyai kesempatan untuk menaikkan laba kontribusi dan menurunkan titik impas dengan cara memperbaiki komposisi penjualan, yaitu menaikkan proporsi penjualan produk yang menghasilkan rasio laba kontribusi (contribution margin ratio) yang tinggi.
http://sitirismaini.blogspot.co.id/2012/04/analisis-break-even-point.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar