Nama : Ruli Novitasari
Kelas : 3DA02
NPM : 48213128
Kasus SIAP
Belum Beres, BEI Tagih Revisi Laporan Keuangan
Jakarta -Bursa Efek Indonesia (BEI) masih
terus menunggu manajemen PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) untuk menyelesaikan
revisi laporan keuangan mereka. Laporan keuangan SIAP yang terakhir disampaikan
adalah periode September 2015.
Namun, laporan keuangan 9 bulanan SIAP
itu penyajiannya tidak sama dengan penyajian laporan keuangan Juni 2015.
Sehingga dalam catatan aset, nilainya jauh berbeda.
BEI meminta manajemen SIAP untuk
merevisi atau memperbaiki laporan keuangan tersebut. Ditambah, BEI juga meminta
direksi SIAP untuk menyelesaikan laporan keuangan sepanjang tahun 2015 atau full
year.
“SIAP sedang menyiapkan laporan
keuangan mereka 2015, kan mereka menyampaikan September nanti dicocokin lagi,
kita tunggu laporan keuangan mereka untuk 2015 full year,” ujar Direktur
Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta,
Senin (4/1/2015).
Saat ini, saham SIAP masih dalam
posisi suspen atau dihentikan sementara perdagangannya.
Suspensi akan kembali dibuka jika manajemen
SIAP telah menyelesaikan laporan keuangan terakhir dan membentuk direksi yang
baru.
“Suspen akan dibuka setelah semua
laporan keuangan dan direksi clear baru akan kita buka,” katanya.
BEI meminta manajemen SIAP untuk
memberikan penjelasan terkait perubahan penyajian laporan keuangan periode Juni
2015 dan September 2015.
Menurut data penyajian laporan
keuangan Juni 2015 SIAP yang disampaikan ke BEI, perseroan menyajikan laporan
keuangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun 2013.
Dalam laporan tersebut, total aset
perseroan Rp 4.973.895.848.000 atau sekitar Rp 4,9 triliun.
Dari total aset tersebut, pos
Goodwill yang di dalamnya terdapat hasil akuisisi dari entitas anak RITS
Venture Limited tercatat sebesar Rp 4,79 triliun.
Nah, dalam penyajian laporan
keuangan September 2015, SIAP dengan tanpa memberikan informasi, mengubah
penyajian laporan keuangan menggunakan PSAK 2009 sehingga total aset berubah
drastis menjadi hanya Rp 307.935.822.000 atau sekitar Rp 307 miliar.
Pos Goodwill pun berkurang menjadi
hanya Rp 119 miliar. Terkait hal itu, BEI perlu mempertanyakan kejelasana atas
laporan keuangan yang disajikan.
“Kita mau lihat dan kita juga akan
bicara dengan perusahaannya untuk penyajian laporan keuangan harusnya
konsisten. Jadi tata caranya harus disesuaikan, harus konsisten, kita sedang
bicara dengan akuntannya terkait itu,” kata Samsul.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar