Jumat, 11 Maret 2016

Tulisan 1 - BEI Tagih Revisi Laporan Keuangan



Nama   : Ruli Novitasari
Kelas   : 3DA02
NPM   : 48213128

Kasus SIAP Belum Beres, BEI Tagih Revisi Laporan Keuangan

Jakarta -Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus menunggu manajemen PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) untuk menyelesaikan revisi laporan keuangan mereka. Laporan keuangan SIAP yang terakhir disampaikan adalah periode September 2015.

Namun, laporan keuangan 9 bulanan SIAP itu penyajiannya tidak sama dengan penyajian laporan keuangan Juni 2015. Sehingga dalam catatan aset, nilainya jauh berbeda.

BEI meminta manajemen SIAP untuk merevisi atau memperbaiki laporan keuangan tersebut. Ditambah, BEI juga meminta direksi SIAP untuk menyelesaikan laporan keuangan sepanjang tahun 2015 atau full year.

“SIAP sedang menyiapkan laporan keuangan mereka 2015, kan mereka menyampaikan September nanti dicocokin lagi, kita tunggu laporan keuangan mereka untuk 2015 full year,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2015).

Saat ini, saham SIAP masih dalam posisi suspen atau dihentikan sementara perdagangannya.

Suspensi akan kembali dibuka jika manajemen SIAP telah menyelesaikan laporan keuangan terakhir dan membentuk direksi yang baru.

“Suspen akan dibuka setelah semua laporan keuangan dan direksi clear baru akan kita buka,” katanya.
BEI meminta manajemen SIAP untuk memberikan penjelasan terkait perubahan penyajian laporan keuangan periode Juni 2015 dan September 2015.

Menurut data penyajian laporan keuangan Juni 2015 SIAP yang disampaikan ke BEI, perseroan menyajikan laporan keuangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun 2013.

Dalam laporan tersebut, total aset perseroan Rp 4.973.895.848.000 atau sekitar Rp 4,9 triliun.

Dari total aset tersebut, pos Goodwill yang di dalamnya terdapat hasil akuisisi dari entitas anak RITS Venture Limited tercatat sebesar Rp 4,79 triliun.

Nah, dalam penyajian laporan keuangan September 2015, SIAP dengan tanpa memberikan informasi, mengubah penyajian laporan keuangan menggunakan PSAK 2009 sehingga total aset berubah drastis menjadi hanya Rp 307.935.822.000 atau sekitar Rp 307 miliar.

Pos Goodwill pun berkurang menjadi hanya Rp 119 miliar. Terkait hal itu, BEI perlu mempertanyakan kejelasana atas laporan keuangan yang disajikan.

“Kita mau lihat dan kita juga akan bicara dengan perusahaannya untuk penyajian laporan keuangan harusnya konsisten. Jadi tata caranya harus disesuaikan, harus konsisten, kita sedang bicara dengan akuntannya terkait itu,” kata Samsul.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar