Jumat, 21 Maret 2014

Bangkitkan kembali bahasa Indonesia!



Nama  : Ruli Novutasari
Kelas   : 1DA02
NPM   : 48213128
Bangkitkan kembali bahasa Indonesia!
            Memang sejak dari dulu, perkembangan ilmu bahasa dari tahun ke tahun kian melejit. Terutama bahasa Inggris yang telah diresmikan oleh dunia sebagai bahasa Internasional yaitu bahasa pengantar orang-orang di dunia agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
            Hingga di awal tahun 2014, penggunaan bahasa Inggris kian marak. Bahkan anak-anak usia 6 tahun sudah dibekali dengan bahasa Internasional tersebut. Tidak heran pula, anak-anak remaja zaman sekarang sering menggunakan bahasa asing tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Coba bayangkan betapa pesatnya perkembangan bahasa asing di Indonesia?
            Seiring berjalannya waktu, semakin terkikis saja bahasa milik sendiri yaitu bahasa Indonesia. Banyak orang yang lebih memprioritaskan bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. Sebagai contoh, ketika Ujian Nasional (UN), banyak siswa/siswi yang memperoleh nilai terbaik dalam mata pelajaran bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Bukankah begitu realitanya? Padahal fakta membuktikan bahwa siswa/siswi tersebut sudah menetap di Indonesia selama bertahun-tahun, sedangkan mereka tidak pernah menginjakkan kaki di negeri orang. Sebenarnya apa yang salah dengan bahasa Indonesia? Apakah bahasa Indonesia jauh lebih sulit dibanding bahasa asing? Kalau ditelaah kembali, bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari yang akan selalu kita dengar, sedangkan jika kita ingin menggunakan bahasa asing pasti kita membutuhkan sebuah kamus. Bukankah seharusnya lebih mudah menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa asing?
            Selain itu, banyak remaja zaman sekarang yang menggunakan bahasa Inggris dengan aturan (grammar) yang salah. Namun mereka tetap percaya diri, hal ini didasari pada penggunaan bahasa asing menimbulkan persepsi intelektual (kecerdasan) yang tinggi bagi penggunanya. Bukankah lebih baik menggunakan bahasa Indonesia dengan penggunaan kalimat yang benar, ketimbang menggunakan bahasa Inggris yang tidak bermakna jika ada salah dalam penggunaan aturan main gaya bahasa Inggris.
            Hal-hal semacam itu seharusnya perlu ditindak lanjuti, sebagai generasi yang masih cinta pada Tanah Air pasti tidak akan membiarkan bahasanya perlahan-lahan akan sirna begitu saja. Mari kita buat bahasa Indonesia menjadi bahasa yang tetap berkibar, dalam pengertian menjadi bahasa yang akan tetap kita dengar sampai kapanpun dan dibelahan Tanah Air manapun. Kita dapat memanfaatkan bahasa Indonesia dalam penggunaan karya tulis, cerita pendek, curahan hati, pidato, puisi, syair, dan masih banyak yang lain.
            Banyak turis asing yang jauh-jauh menepuh perjalanan ribuan kilometer hanya untuk mempelajari tentang budaya Indonesia. Mereka mempelajari dengan tujuan yang jelas yaitu budaya Indonesia sangat unik dan beragam, oleh sebab itu memunculkan daya ketertarikan mereka untuk mengunjungi Indonesia. Sebagai generasi penerus, seharusnya kita harus lebih memiliki rasa bangga terhadap budaya Indonesia ketimbang para turis asing tersebut. Tidakkah kalian malu, orang asing jauh lebih mengenali nusantara ketimbang orang pribumi itu sendiri? Jika nurani kalian terketuk, maka mindset (pola pikir) kalian akan berubah dan memulai untuk menumbuhkan cinta pada Tanah Air.
            Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sepatutnya kita menjunjung tinggi segala sesuatu yang berkitan dengan Nusantara. Seperti pepatah mengatakan “Lebih baik hujan batu di negara sendiri,daripada hujan emas di negeri orang” memiliki pengertian bahwa sebesar apapun kesenangan hidup di negeri orang, tetap jauh lebih senang hidup di negara sendiri. Alangkah baiknya penggunaan bahasa Inggris hanya digunakan pada acara tertentu saja, agar tetap dapat mengimbangi penggunaan bahasa Indonesia.

Setiap orang memiliki kreativitas yang beragam,
jadi untuk para generasi penerus bangsa Indonesia
Mari kita bangun dan budayakan penggunaan ragam budaya yang ada di Indonesia.
Tunjukkan pada dunia bahwa kita semua bangga menjadi pribumi dari Nusantara dengan selalu melakukan hal yang positif untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Jangan cuma bisa berontak ketika bagian dari budaya Indonesia telah dirampas secara paksa oleh negara lain, sebelum hal itu terjadi Tetaplah membudayakan segala apapun yang berkaitan dengan Indonesia walaupun sekecil apapun.
Disinilah aku lahir
Disinilah tempatku hidup
Maka disinilah aku akan mengabdikan sisa hidupku hanya untuk Indonesiaku ...
Sumber : Pemikiran pribadi

Fenomena Kebangsaan Indonesia



Nama  : Ruli Novitasari
Kelas   : 1DA02
NPM   : 48213128
Fenomena Kebangsaan Indonesia
“Pengaruh Globalisasi pada Kebudayaan Indonesia”

            Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
            Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, Kebudayaan Nasional itu sendiri adalah puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kutipan tersebut merujuk pada sebuah pengertian bahwa ketunggalikaan lebih diutamakan ketimbang kebhinekaan. Sementara itu menurut Koentjaraningrat, yang khas dan bermutu dari suku bangsa manapun asalnya, asal bisa mengidentifikasi diri dan menimbulkan rasa bangga itulah yang dinamakan Kebudayaan Nasional. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan yang dapat menimbulkan identitas bersama dan memberikan rasa bangga bagi bangsa Indonesia.
            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Disanalah kekayaan alam sungguh berlimpah ruah. Beragam jenis budaya bahkan jika dihitung akan mencapai ratusan jumlahnya. Perwujudan dari kebudayaan dapat dilihat dari keberagaman jumlah suku bangsa, rumah adat, tarian, lagu, musik, karya seni,flora-fauna, pakaian adat, film, bahasa, hingga makanan. Selain itu Indonesia memiliki letak yang strategis yaitu diapit oleh 2 benua (asia & australia) dan 2 samudera (hindia & pasifik) serta memiliki garis khatulistiwa 60LU-110LS dan 950BT-1410BT.
            Seiring perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang kian maju, maka terjadilah sebuah Globalisasi yaitu suatu keterkaitan dan ketergantungan antar manusia di seluruh penjuru dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk interaksi lainnya sehingga batas-batas dalam budaya semakin sempit.
            Ada 2 kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya dan masyarakat Indonesia, antaralain Internal Factor yaitu kekuatan dari dalam masyarakat sendiri seperti pergantian generasi serta berbagai penemuan, dan External Factor yaitu kekuatan dari luar masyarakat seperti pengaruh kontak antar budaya serta perubahan lingkungan hidup.
            Ciri-ciri terjadinya globalisasi ditandai oleh beberapa hal, salah satunya adalah peningkatan interaksi kultural. Sebagai contoh, fashion (pakaian), literature (bahasa), dan makanan. Dengan adanya perkembangan media massa yang cukup pesat, memudahkan orang-orang untuk mendapatkan berita kabar terkini mengenai keadaan di dunia yang sedang terjadi. Dengan melihat perkembangan itu, tidak menutup kemungkinan dapat merubah pola pikir masyarakat Indonesia akan mengikuti modernisasi yang sedang berkembang.
            Contoh masalah Globalisasi Kebudayaan yaitu Beragam jenis gadget dipergunakan untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan berita terkini. Misalnya mencari informasi tentang dunia fashion luar negeri, maka akan muncul gaya berbusana ala orang barat yang memiliki gaya dominasi pakaian terbuka (sexy). Dengan leluasa pengguna dapat melihat informasi yang tertera pada layar gadget tanpa dibatasi ketentuan-ketentuan yang menjadi aturan main dalam berbusana ala timur (Indonesia).
            Jika perubahan ini tidak ditindak lanjuti bukan tidak mungkin akan memiliki dampak yang negatif bagi masyarakat Indonesia, yaitu informasi secara gamblang terbuka begitu saja (tidak tersaring), perilaku konsumtif, ketergantungan terhadap teknologi, pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk, serta mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan kebudayaan suatu negara.
            Disamping memiliki sisi yang negatif, globalisasi juga memiliki dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia, yaitu mudah memperoleh informasi dan pengetahuan, mudah dalam melakukan komunikasi, cepat dalam berpergian (mobilitas tinggi), menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran, memacu untuk meningkatkan kualitas diri, mudah memenuhi kebutuhan, membuat sikap terbuka, dan berpikiran luas.
            Sebagai bangsa Indonesia yang cinta pada Tanah Air, kita harus tetap melestarikan budaya yang kita miliki sekarang. Pergunakanlah IPTEK yang ada dengan semaksimal mungkin, dan pergunakanlah IMTAQ untuk meyaring informasi yang saat ini sedang terjadi. Jangan sampai kebudayaan ini berpindah tangan ke negara lain, hingga pada akhirnya terbesit penyesalan di kemudian hari.
Sumber :